SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN (SESAMA MANUSIA)

Selasa, 20 Desember 2011

makalah penelitian kualitatif dan kuantitatif


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak sekali bentuk dan cara penulisan karya ilmiah yang kita temui. Bentuk luasnya bisa berbeda, namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Atas dasar itu yang paling penting adalah bukan mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya, melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya. Pemilihan bentuk dan penulisan merupakan masalah selera dan preferensi perorangan maupun lembaga dengan memperhatikan berbagai factor lainnya, seperti masalah apa yang sedang dikaji, siapakah pembaca tulisan ini dan dalam rangka kegiatan ilmiah apa akan disampaikan.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka untuk menyeragamkan tata cara penulisan tersebut, maka perlu diterbitkan pedoman penyusunan usulan penelitian maupun Skripsi. Hal ini dilakukan supaya pembaca mempunyai persamaan persepsi terhadap istilah atau terminologi yang berkaitan dengan penulisan skripsi.
Berbagai macam definisi penelitian-penelitian dinyatakan oleh banyak penulis. Secara umum penelitian dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia dalam rangka memperoleh pengetahuan secara sistematik dengan menggunakan alat-alat dan cara-cara tertentu. Secara luas suatu penelitian dapat berarti menemukan teori baru dengan menggugurkan teori lama, menambahkan sesuatu yang baru pada teori lama, atau benar-benar menemukan sesuatu yang baru yang belum ada sebelumnya.
Suatu penelitian ilmiah dapat menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan alat uji statistik, maupun matematik yang sering disebut sebagai analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan pendekatan kualitatif lebih mendasarkan pada penalaran logis (logical reasoning), pemahaman interpretasi terhadap obyek penelitian[1]. Bahkan pada saat ini sesuai dengan perkembangannya pendekatan kuantitatif ini tidak ada artinya sama sekali bila tanpa menggunakan pendekatan analisis kualitatif


BAB II
PEMBAHASAN I
PENGERTIAN DAN PERBEDAAN
PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
A. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif
Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional dan metode baru; metode positivistic dan metode postpositivistic, metode scientific dan artistic, metode konfirmasi dan temuan. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistic, scientivic dan metode discovery. Selanjutnya metoda hase kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive research.[2]
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/ empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, Karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.[3]
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum lama, metode ini dinamakan postpositivistik Karena berlandaskan pada filsafat post positifisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, Karena proses penelitian lebih bersifat seni(kurang terpola),dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,analisis data bersifat kuantitatif/statistic,dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan.[4]
Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah(natural setting);di sebut juga metode etnographi,karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya;disebut metode kualitatif,karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
B. Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif.  Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.
Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini :[5]
1.      Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatanetik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
2.      Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.
3.      Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.
4.      Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
5.      Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
6.      Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data. Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.
7.      Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.
8.      Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.
9.      Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukanemik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
10.  (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.
11.  Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.
12.  Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.

BAB III
PEMBAHASAN II
KERANGKA PENELITIAN  KUALITATIF DAN KUANTITATIF

A. Kerangka Penelitian Kualitatif
Kerangka penelitian merupakan kerangka dasar yang melandasi dilakukannya suatu penelitian, terutama sebagai landasan pemilihan masalah dan metode penelitian yang akan digunakan dalam rangka penulisan skripsi/Tesis[6]. Kerangka penelitian terdiri dari 4 (empat) bab seperti akan diuraikan berikut ini. Hal-hal yang akan dipaparkan di bawah ini mengacu pada format penelitian kualitatif. Aspek-aspek atau sub bab yang diuraikan dalam format ini merupakan bagian yang wajib ada. Format kualitatif ini tidak menutup kemungkinan adanya penambahan sub bab-sub bab yang diperlukan, seperti penjelasan judul, pembatasan masalah dan lain-lain.

1.      BAB I : PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Bagian ini berisi penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian ini dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Juga berisi letak masalah yang akan diteliti dalam konteks permasalahan yang lebih besar/luas, serta peranan hasil temuan dalam pemecahan masalah yang lebih besar tersebut.
Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas substansi permasalahan (akas permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan atau pernyataan penelitian. Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
1)      penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik. Alas an tersebut dapat berupa preposisi atau hasil pengamatan awal.
2)       Beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan pula bahwa masalah yang diteliti belum pernah diteliti orang lain, apabila sudah pernah diteliti, harus djelaskan mengapa harus diteliti ulang dan dijelaskan apa perbedaan otentik penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sudah dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah.
Rumusan masalah adalah rumusan yang spesifik berupa pertanyaan atau pernyataan penelitian dan bilamana perlu sebelumnya dibuat identifikasi masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah umumnya disajikan terpisah dari latar belakang masalah. Dalam penelitian sastra dapat pula digunakan istilah fokus penelitian.

1.3 Tujuan Penelitian.
 rumusan tentang tujuan umum dan atau tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah.

1.4 Manfaat Penelitian.
Berisi manfaat hasil penelitian, baik dalam pengembangan teori maupun aplikasi. Rumusan manfaat penelitian mampu memberikan gambaran bahwa hasil penelitian yang akan dicapai itu memiliki kontribusi terhadap perkembangan keilmuan atau kesenian sesuai dengan lingkup yang dikaji dan/atau memberikan jalan keluar permasalahan dalam kehidupan.

1.5 Asumsi (tidak wajib ada)
Asumsi penelitian merupakan pernyataan singkat tentang hubungan antar dua variabel atau lebih, dirumuskan secara operasional dan bisa diuji secara empiris.

1.6 Landasan Teori
Isi landasan teori hendaknya berkaitan dengan permasalahan yang diteliti serta mampu memberikan gambaran tentang landasan teoritis dan metodologis terutama sebagai basis analisis data penelitian. Bahan yang dikaji antara lain bersumber dari buku, makalah ilmiah dan jurnal, makalah seminar, kebijakan, undang-undang, hasil penelitian, serta informasi dari media massa dan internet.
Landasan teori berisi hal-hal berikut:
i.     Tinjauan tentang hasil-hasil penelitian terdahulu atau hal-hal lain yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
ii.   Landasan teoritik yang merupakan pedoman dalam pemecahan masalah dan rumusan masalah penelitian dalam landasan teoritik, peneliti tidak hanya merangkai teori, tetapi juga mendiskusikan teori dan mengambil keputusan teori yang mana yang dipakai dalam penelitian.

1.7 Metode Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan tentang rencana kegiatan penelitian di lapangan. Hal-hal yang diuraikan dalam metode penelitian adalah sebagai berikut:

1.7.1 Jenis Penelitian
Bagian ini mengemukakan tipe penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk menemukan pengetahuan tentang suatu fenomena (Taxonomical) ataukah bertujuan untuk menemukan teori-teori suatu ilmu (Theoritical). Apabila ditinjau aspek pendekatan penelitian dapat dijabarkan jenis penelitian kualitatif atau kuantitatif. Jenis penelitian juga dijabarkan berdasarkan pendekatan analisis yang ditetapkan, misalnya pendekatan sosiologi sastra, stilistika, kajian semantik, kajian isi, dan lain-lain.

1.7.1 Data atau sumber data
Berisi uraian secara rinci mengenai objek yang dikaji dalam penelitian (untuk penelitian kuantitatif digunakan istilah populasi dan sampel). Sumber data dapat berupa teks sastra lisan, novel atau teks lama pada bidang sastra, atau teks karangan siswa, teks wacana, dan lain-lain pada bidang bahasa.

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data
Bagian ini mengemukakan metode dan instrumen apa yang digunakan peneliti untuk pengumpulan data guna memperoleh fakta-fakta yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk itu harus ada penyesuaian antara masalah yang hendak dipecahkan dengan metode pengumpulan data yang akan dikumpulkan.
Teknik pengumpulan data tidak hanya menjelaskan definisi teknik, tetapi menjelaskan mengapa teknik tersebut diperlukan dan menjelaskan fungsi teknik dalam mendukung terkumpulnya data yang diperlukan dalam penelitian.
           
1.7.3 Teknik Analisis Data
Bagian ini mengemukakan metode analsis data yang akan digunakan peneliti untuk memecahkan masalah penelitian yang sudah ditetapkan. Analisis data disesuaikan teori yang digunakan, tujuan penelitian, dan jenis data. (Batas Proposal penelitian)

2.       BAB II : GAMBARAN UMUM PENELITIAN/PENGARANG DANKARYANYA
Gambaran umum penelitian berisi tentang deskripsi seputar objek peelitian, seperti lokasi penelitian, karakteristik objek penelitian, dan lain-lain. apabila menyangkut karya, maka dalam bab ini dijelaskan tentang identitas pengarang secara jelas dan perjalanan hidupnya serta karya-karyanya.

3.      BAB III: ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Analisis objek atau sumber data yang diteliti sesuai dengan rumusan masalah dan teori yang dipakai dalam landasan teori.

4.      BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan yang merupakan bab terakhir dari teks, harus mengemukakan secara singkat apa yang diperoleh dari penelitian. Sinpulan harus sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Secara sederhana, simpulan merupakan jawaban singkat dari pertanyaan rumusan masalah. Penulis harus dapat membedakan antara dugaan, penemuan, dan kesimpulan. Disini iapun dapat menyarankan sesuatu untuk diteliti lebih lanjut.
Sedangkan saran memuat masukan dari peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan objek atau subjek yang diteliti. Selain itu, saran dapat juga berisi himbauan bagi peneliti lain yang serupa tentang hal-hal yang perlu dikembangkan dalam analisisnya.[7]

B. Kerangka Penelitian Kuantitatif
Hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya bersifat kompleks; mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat substantif dan mendasar kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis[8]. Karena kompleksitas materi yang disajikan, maka laporan penelitian kuantitatf perlu diatur sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan setiap bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat.
Laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi terutama ditujukan untuk dikonsumsi oleh masyarakat akademik. Laporan untuk masyarakat akademik cenderung bersifat teknis, berisi lengkap tentang apa yang diteliti, mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan obyektif. Format laporan cenderung baku, mengikuti ketentuan dari perguruan tinggi atau kelompok masyarakat akademik.

1.      BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini pada dasarnya memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) asumsi dan keterbatasan penelitian, dan (6) batasan istilah

1.1 Latar Belakang Masalah
 penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian ini dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Juga berisi letak masalah yang akan diteliti dalam konteks permasalahan yang lebih besar/luas, serta peranan hasil temuan dalam pemecahan masalah yang lebih besar tersebut.
Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas substansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan atau peryataan penelitian. Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
1) penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik. Alasan tersebut dapat berupa preposisi atau hasil pengamatan awal.
2) Beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan pula bahwa masalah yang diteliti belum pernah diteliti orang lain, apabila sudah pernah diteliti, harus djelaskan mengapa harus diteliti ulang dan dijelaskan apa perbedaan otentik penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sudah dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah.
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya. Dapat juga dikatakan bahwa perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan itu. Contoh: “Adakah hubungan antara tingkat kecedasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?”.

1.3 Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian terhadap masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan rumusan masalah penelitian. Hanya saja ada perbedaan dalam cara merumuskannya. Jika masalah penelitian dirumuskan dengan mengunkan kalimat tanya, maka rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: “Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestai belajar mereka dalam matapelajaran Matematika”.

1.4 Manfaat Penelitian.
Berisi manfaat hasil penelitian, baik dalam pengembangan teori maupun aplikasi. Rumusan manfaat penelitian mampu memberikan gambaran bahwa hasil penelitian yang akan dicapai itu memiliki kontribusi terhadap perkembangan keilmuan atau kesenian sesuai dengan lingkup yang dikaji dan/atau memberikan jalan keluar permalahan dalam kehidupan.

1.5 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian
Asumsi dan keterbatasan penelitian tidak harus selalu ada di dalam skripsi. Namun demikian seringkali pembahasan tentang asumsi dan keterbatasan penelitian diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada.
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.
Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural dan teknik penelitian ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika, dan kepercayaan yang tidak memungkinkan peneliti untuk mencari data yang diinginkan.

1.6 Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Definisi istilah diperlukan apabila dipikirkan akan timbul perbedaan pemikiran atau kekurang-jelasan makna, seandainya batasan itu tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi batasan ialah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi. kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok ialah jika istilah itu terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian.
Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya; tetapi lebih menitikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti.
Definisi operasional diberikan kepada variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan. Contoh definisi operasional dari variabel “prestasi aritmatika” ialah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dengan menggunakan desimal.
Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan, karena dengan teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki, maka akan memudahkan proses pengukurannya. Di samping itu, membuka kemungkinan bagi orang lain untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

2.      BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik, maka langkah berikutnya dalam metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis, yaitu dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. Namun segera harus dicatat bahwa tidak setiap penelitian kuantitatif memuat hipotesis.
Dalam kegiatan ilmiah, jawaban sementara terhadap suatu masalah harus menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian tidak sepenuhnya benar kalau ada orang yang mengangap bahwa penelitian ilmiah boleh diajukan hipotesis tanpa didukung oleh teori dan/ atau kerangka berpikir yang jelas dan mantap.
Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti, dan argumentasi atau hipotesis yang diajukan. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji biasanya didasarkan kepada dua kriteria yakni (1) prinsip kemutakhiran (recency) kecuali untuk penelitian historis, dan (2) prinsip relevansi (relevance). Prinsip kemutakhiran ini penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode, mungkin sudah ditinggalkan pada periode yang lain. Dengan prinsip kemutakhiran ini, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Kemudian prinsip relevansi diperlukan karena sangat kecil manfaatnya menguraikan teori atau hasil penelitian yang paling mutakhir dalam suatu cabang ilmu yang tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah yang diteliti.
Isi landasan teori hendaknya berkaitan dengan permasalahan yang diteliti serta mampu memberikan gambaran tentang landasan teoritis dan metodologis terutama sebagai basis analisis data penelitian. Bahan yang dikaji antara lain bersumber dari buku, makalah ilmiah dan jurnal, makalah seminar, kebijakan, undang-undang, hasil penelitian, serta informasi dari media massa dan internet.
Dalam landasan teori berisi hal-hal berikut:
i.     Tinjauan tentang hasil-hasil penelitian terdahulu atau hal-hal lain yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
ii.   Landasan teoritik yang merupakan pedoman dalam pemecahan masalah dan rumusan masalah penelitian dalam landasan teoritik, peneliti tidak hanya merangkai teori, tetapi juga mendiskusikan teori dan mengambil keputusan teori yang mana yang dipakai dalam penelitian.

            Setelah semua teori yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dikupas secara keseluruhan, maka langkah berikutnya adalah penulisan hipotesis. Namun tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu, sub-bab hipotesis penelitian tidak harus selalu ada dalam skripsi hasil penelitian kuantitatif.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis hipotesis penelitian dicantumkan di bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinannya jawabannya menjadi lebih jelas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: “Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika”. Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: “Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecedasannya sedang”.

Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih (b) dituangkan dalam bentuk kalimat deklaratif atau kalimat pernyataan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.


3.      BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab Metode Penelitian paling tidak mencakup (1) jenis Penelitian, (2) Populasi dan Sampel, (3) Rancangan Penelitian, (4) Instrumen Penelitian, (5) Pengumpulan Data, dan (6) Teknik Analisis Data.

3.1 Jenis Penelitian
Bagian ini mengemukakan tipe penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk menemukan pengetahuan tentang suatu fenomena (Taxonomical) ataukah bertujuan untuk menemukan teori-teori suatu ilmu (Theoritical). Apabila ditinjau aspek pendekatan penelitian dapat dijabarkan jenis penelitian kualitatif atau kuantitatif. Jenis penelitian juga dijabarkan berdasarkan pendekatan analisis yang ditetapkan, misalnya pendekatan sosiologi sastra, stilistika, kajian semantik, deskriptif, dan lain-lain.

3,2 Populasi dan Sampel
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan memakai sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok menggunakan istilah subjek penelitian.
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian sangat penting dilakukan agar jumlah sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah supaya sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentativan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud mengeneralisasikan hasil-hasil penelitian terhadap sampel kepada populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan karakteristik populasinya, maka semakin besarlah kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya.
Dari uraian di atas dapat diringkaskan bahwa hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah: (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.

3.3 Rancangan Penelitian
Pembahasan mengenai rancangan atau disain (design) penelitian yang dipilih menjadi sangat penting apabila penelitian yang dilaksanakan termasuk dalam jenis penelitian eksperimental. Meskipun demikian, dalam penelitian non-eksperimental pun uraian mengenai rancangan penelitian masih tetap diperlukan.
Rancangan penelitian dapat diartikan sebagai strategi mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat (valid) sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan (mengontrol) variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat (dependent variabel). Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji.

3.4 Instrumen Penelitian
Dalam bidang ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup secara keseluruhan hal-hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, sub-bab instrumen penelitian bisa diganti dengan ‘alat dan bahan
Pada bagian ini terlebih dahulu dikemukakan jabaran (variabel-variabel) yang diteliti sampai terwujud dalam bentuk indikator-indikator. Sesudah itu barulah diuraikan tentang prosedur pengembangan instrumen yang dibuat cocok (valid) dengan variabel yang diukur ditinjau dari segi isinya (content validity). Ketepatan (validitas) merupakan syarat pokok pertama yang harus dipenuhi oleh sebuah instrumen yang baik. Syarat berikutnya ialah dimilikinya tingkat keterandalan (reliabilitas) yang memadai.
Apabila instrument yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban darinya untuk melaporkan karakteristik (validitas dan reliabilitas) dari insrumen yang dipakai
Hal lain yang juga perlu diungkapkan dalam pembahasan instrumen penelitian ialah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/ pernyataan. Untuk alat dan bahan, harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai.

3.5 Pengumpulan Data
Isi bahasan dalam bagian ini menguraikan tentang: (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang dipakai untuk pengumpulan data, (b) kualifikasi dan jumlah personel yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data.
Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pembantu pelaksana pengumpul data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan tentang jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu: statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik non-parametrik.
Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, hal yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data ialah ketepatan teknik analisisnya bukan kecanggihannya.
Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik non-parametrik. Namun untuk dapat menerapkannya secara tepat banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Tidak demikian halnya dengan statistik non-parametrik.
Di samping mengemukakan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan tentang alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu dilakukan secara lebih rinci.

4.      BAB IV : ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian (deskripsi) tentang karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat uraian tentang hasil pengujian hipotesis. Namun sebelum itu perlu juga dicantumkan mengenai gambaran umum daerah penelitian untuk mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan daerah penelitian.

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
Gambaran umum daerah penelitian berisi tentang deskripsi seputar objek penelitian, seperti lokasi penelitian, karakteristik objek penelitian, struktur organisasi, dan lain-lain. apabila menyangkut karya, maka dalam bab ini dijelaskan tentang identitas pengarang secara jelas dan perjalanan hidupnya serta karya-karyanya.

4.2 Deskripsi Data
Dalam deskripsi data untuk masing-masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi disertai dengan grafik yang berupa histogram, nilai rerata (mean), simpangan baku, atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan dalam sub-sub tersendiri dengan merujuk kepada rumusan masalah atau tujuan penelitian.
Materi yang disajikan dalam bab IV dari skripsi adalah temuan-temuan yang penting dari variabel yang diteliti dan hendaknya dituangkan secara singkat namun bermakna. Rumus-rumus dan perhitungan yang digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan di dalam lampiran.
Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel maupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan terhadap hal tersebut masih diperlukan. Namun bahasan pada tahap ini perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.

4.3 Pengujian Hipotesis
Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis penelitian perlu dikemukakan dalam bab ini sekaligus dengan rumusan hipotesis nol, dan masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian itu secara ringkas dan padat. Sekali lagi penjelasan terhadap hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas angka statistik yang diperoleh dari perhitungan maupun ‘print out’ komputer (program SPSS).

5.      BAB V : PENUTUP
Pada bab V atau bab terakhir dari skripsi dimuat dua hal pokok, yaitu simpulan dan saran.


5.1 Simpulan
Isi dari simpulan penelitian yang pertama dan utama ialah yang terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, simpulan penelitian terikat secara substantif terhadap temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Simpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh.
Simpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang ada di dalam bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata ururtan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh dan simpulan penelitian tetap dipelihara.

5.2 Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan simpulan hasil penelitian. Dengan demikian saran tersebut tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian.
Saran yang baik nampak dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau mengaplikasikannya. Di samping itu, saran yang diajukan kendaknya telah spesifik.
Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi, instansi, dinas, jawatan, lembaga pemerintah maupun swasta, atau yang lain yang dianggap layak. [9]

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Jenis Metode Penelitian kuantitatif banyak menggunakan hitungan, statistik, dan tabel, dengan kaidah-kaidah tertentu. Biasanya, Penelitian kuantitatif ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan quesioner. Penelitian kuantitatif sering digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu sosial seperti biologi, fisika, kimia, matematika, sosiologi, jurnalisme, ekonomi, dan lain sebagainya.  
Metode penelitian ini berbeda dengan metode penelitian kualitatif karena menggunakan hitungan-hitungan, sedangkan metode penelitian kualitatif menggunakan kata-kata atau deskripsi.
Sifat-sifat yang terdapat dalam Penelitian kuantitatif antara lain berisi penghitungan besaran atau jumlah, pengukuran tingkat kejadian, pembuktian sesuatu, prediksi suatu variabel berdasarkan variabel lain, tindakan atau eksperimen, dan pembuktian suatu hipotesa. Penelitian yang digunakan untuk Penelitian Kuantitatif  ini merupakan penelitian yang sistematis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi beserta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif sendiri bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan teori-teori, model-model matematis, dan hipotesis yang berhubungan dengan fenomena alam. Bagian sentral dari penelitian ini adalah proses pengukurannya karena ini dapat memberikan hubungan yang fundamental antara ekspresi matematis dan pengamatan empiris dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Selanjutnya  perlu diketahui bahwa metode penelitian kuantitatif mempunyai cakupan yang sangat luas. Secara umum metode penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimental dan noneksperimental. Penelitian eksperimental terdiri dari beberapa bagian, antara lain eksperimen kuasi, subjek tunggal, dan sebagainya. Sedangkan penelitian  non eksperimental terdiri berupa komparatif, deskriptif, survey, korelasional, dan lain sebagainya. Anda dapat menentukan penelitian kuantitatif  mana yang akan anda gunakan dalam skripsi anda. Hal ini tergantung pada objek atau data yang anda pakai dalam penelitian.




[1] Prof. H. M. Yusrie Abadi, MA. APU.Materi Kuliah  Penelitian Kualitatif.
[2] Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press. Hal 14-16
[3] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

[4] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D
[5] Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian
[6] Irwan Abdullah. 2008. Materi Kuliah Metode Penelitian Administrasi. Yogyakarta: Magister Administrasi Publik UGM

[7] Dr. Sunar Wahid, M.Si, Materi Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif. Format Power Point
[8] Irwan Abdullah. 2008. Materi Kuliah Metode Penelitian Administrasi.
[9] Dr. Sunar Wahid, M.Si, Materi Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif