SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN (SESAMA MANUSIA)

Selasa, 20 Desember 2011

makalah silsilah rasulullah SAW. dan kehidupan pada masanya


BAB I
PEMBAHASAN
A. Silsilah Nabi Muhammad SAW.
             Dikala umat manusia dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya, lahirlah kedunia dari keluarga yang sederhana, di kota makkah, seorang bayi yang kelak membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia. Bayi itu yatim ; Bapaknya yang bernama Abdullah meninggal ± 7 bulan sebelum lahir. Kehadiran bayi itu disambut oleh kakeknya Abdul Muthallib dengan penuh kasih saying dan bayi itu dibawanya ke kaki ka’bah. Ditempat suci inilah bayi itu diberi nama Muhammad suatu nama yang belum pernah ada sebelumnya. Menurut penanggalan para ahli, kelahiran Nabi Muhammad itu pada tanggal 12 rabiul awal tahun gajah atau tanggal 20 April tahun 571 M.[1]
            Adapun sebab dinamakan tahun gajah dari kelahiran nabi, karena pada tahun itu, kota makkah diserang oleh suatu pasukan tentara orang nasrani yang kuat di bawah pimpinan abrahah, gubernur dari kerajaan Abessinia yang memerintah di Yaman, dan mereka bermaksud menghancurkan Ka’bah.Pada waktu itu Abrahah berkendaraan gajah. Belum lagi maksud menghancurkan ka’bah mereka sudah dihancurkan oleh Allah. SWT. Dengan mengirimkan burung Ababil.
            Nabi Muhammad adalah keturunan dari qushai pahlawan suku quraisy yang berhasil menggulingkan kekuasaan khuza’ahatas kota makkah. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hisyam bin Abdu manaf bin qushai bin kilab bin murah dari golongan Arab bani Ismail. Ibunya bernama Aminah binti Wahab bin Abdumanaf bin Zuhrah bin kilab bin murrah. Disinilah silsilah keturunan ayah dan ibu Nabi Muhammad SAW. Bertemu, baik keluarga dari pihak bapak maupun ibu keduanya termasuk golongan  bangsawan dan terhormat dalam kalangan kabilah-kabilah Arab.
            Sudah menjadi kebiasaan pada orang-orang Arab kota Makkah terutama pada orang-orang yang tergolong bangsawan, menyusukan dan menitipkan bayi-bayi mereka pada wanita badiah (dusun di padang pasir) agar bayi-bayi itu dapat menghirup hawa yang bersih, terhindar dari penyakit-penyakit kotor dan supaya bayi-bayi itu dapat berbicara dengan bahasa yang murni dan fasih. Demikianlah halnya nabi Muhammad SAW. Beliau diserahkan oleh ibunya kepada seorang perempuan yang baik yaitu halimatussa’diah dari bani sa’ad kabilah hawazim, tempatnya tidak jauh dari kota makkah. Diperkampungan bani sa’ad inilah nabi Muhammad SAW di asuh dan dibesarkan sampai berusia 5 tahun.
                 Setelah berusia 5 tahun nabi Muhammad kembali diantarkan ke makkah kepada ibunya siti Aminah, setahun kemudian kira-kira berusia 6 tahun beliau dibawa oleh ibunya ke madinah bersama ummu aiman sahaya peninggalan ayahnya. Setelah satu bulan nabi Muhammad SAW. Kembali ke makkah. Dalam perjalanan mereka pulang pada suatu tempat, Abwa namanya tiba-tiba Aminah jatuh sakit sehingga meninggal di situ, dan dimakamkan disitu juga( Abwa ialah nama sebuah desa yang terletak antara madinah dan zuhfah, kira-kira sejauh  23 mil disebelah selatan kota madinah.[2]
                 Setelah itu nabi Muhammad tinggal dan diasuh oleh kakeknya pada waktu itu kakeknya mendekati 80 tahun, tetapi tidak lama kemudian berselang 2 tahun kakeknya yang baik hati itu meninggal pula dalam usia 80 tahun ketika itu nabi Muhammad SAW. Berusia 8 tahun, sesuai dengan wasiat Abdul Muthalib Nabi Muhammad SAW. Diasuh oleh pamannya Abu Thalib.
                 Berikut ini silsilah dari Bani Qushai /Abdumanaf/silsilah Rasulullah Nabi Muhammad SAW. [3]
Qushayy
                          (lahir 400M)
                               |
        +----------------------+----------------------+
        |                      |                      |
  'Abd'l-'Uzza            'Abd Manaf             'Abd'd-Dar
        |                (lahir 430M)
        |                      |
        |           +----------+-----------+----------+
      Asad          |          |           |          |
        |       Muttalib    Hasyim       Naufal   'Abd Syams
        |                (lahir 464M)                 |
    Khuwailid                  |                    Umayya
        |               'Abd'l-Muttalib               |
   +----+----+            (lahir 497M)               Harb
   |         |                 |                      |
'Awwam   Khadijah              |                  Abu Sufyan
   |                           |                      |
 Zubair                        |                   Mu'awiya
                               |
   +--------+----------+-------+--+-----------+----------+
   |        |          |          |           |          |
Hamzah   'Abbas   'Abdullah   Abu Lahab   Abu Talib   Harith
                 (lahir 545M)                 |
                       |           +----------+----------+
                       |           |          |          |
                   MUHAMMAD     'Aqil       'Ali       Ja'far
                 (lahir 570M)      |          |
                                   |      +---+---+
                                   |      |       |
                                Muslim  Hasan  Husain


(versi: Haekal, Ibn Ishaq, Ibn Ishaq lengkap )

http://alpontren.com/uploads/images/keluarga-rasul.png















Catatan :
  1. Dalam kolom istri terdapat kotak dengan garis luar berwarna kuning menunjukkan bahwa yang bersangkutan sudah wafat sebelum Rasulullah SAW wafat. Sedangkan kotak dalam kolom istri yang bergaris luar hijau adalah istri-istri beliau yang masih hidup saat beliau wafat. Yang terakhir ini berjumlah 10 (sepuluh) orang. Informasi yang beredar yang menyatakan bahwa beliau SAW wafat meninggalkan 9 (sembilan) orang istri adalah tidak menyertakan sayyidah Mariyah RA mengingat status wanita mulia ini yang berasal dari budak yang (di kemudian hari) dimerdekakan oleh Rasulullah SAW. Itu sebabnya sayyidah Mariyah RA tidak dikategorikan sebagai ummahaat al mu'miniin.
  2. Hanya 2 (dua) orang istri dari 12 (dua belas) istri yang memberikan keturunan kepada Rasulullah SAW, yaitu sayyidah Khadijah RA dan sayyidah Mariyah RA. Yang pertama memberikan 6 (enam) orang putra-putri sedangkan yang kedua memberikan 1 (satu) orang putra.
  3. Beliau SAW memiliki 2 (dua) orang istri yang bernama sama (Zaynab). Untuk membedakannya, biasanya orang Arab memasang nama orang tua di belakang nama sebenarnya. Pertama, Zaynab binti Khuzaymah (dalam gambar kami diberi tanda huruf khaa') dan Zaynab binti Jahsy (baca: Jahs) yang dinikahi beliau SAW satu tahun setelah menikahi Zaynab Khuzaymah.
  4. Seluruh putra beliau SAW meninggal di usia anak-anak.
  5. Seluruh putra-putri beliau wafat di saat beliau SAW masih hidup kecuali sayyidah  Fathimah RA yang wafat 6 (enam bulan) setelah beliau SAW wafat (berdasarkan salah satu informasi).
  6. Sayyiduna Utsman RA menikahi dua putri Rasulullah SAW; 1) Ruqayyah RA, menghasilkan satu orang putra. 2) Ummu Kultsum RA, yang dinikahi setelah Ruqayyah RA wafat. Karena inilah Utsman RA dijuluki Dzunnuurayn (seorang lelaki yang memiliki "dua cahaya").
  7. Sayyiduna Umar bin Al Khaththab RA pernah menikahi putri sayyidina Ali bin Abu Thalib RA yang bernama Ummu Kultsum RA. Bahkan dari pernikahan ini sayyiduna Umar RA dikaruniai 2 orang anak, putra dan putri. Informasi valid ini mematahkan informasi Syi'ah yang beredar  mengenai "ketidak-eratan" hubungan kedua shahabat tersebut (semoga Allah meridhai keduanya).
  8. Dalam tradisi arab (juga Islam) anak wanita tidak dapat melanjutkan silsilah keluarga. Dengan demikian cucu-cucu beliau SAW, yang notabenenya datang dari pihak putri-putri beliau tidak memberikan kelanjutan silsilah Rasulullah SAW. Meskipun demikian dalam faktanya, Al Qur`an mengemukakan keterangan yang berbeda dengan tradisi ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Ahzaab; 33.  Ayat ini mengungkapkan secara eksplisit pengakuan terhadap cucu-cucu beliau SAW sebagai bagian dari ahlul bayt yang amat disucikan.
B. Kehidupan Pada Zaman Rasul
            Sebelum orang madinah memeluk agama islam, mereka menganut paham animisme dan menyembah benda benda yang dianggap bisa memberi keajaiban. Tetapi setelah islam datang, secara perlahan, orang madinah mulai memeluk ajaran islam yang disebarkan oleh para sahabat nabi. Waktu itu salah satu cara yang ditempuh nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama islam adalah dengan mengirimkan sahabat ke berbagai penjuru tanah arab. Ini adalah sebuah strategi yang sangat cemerlang, karena hampir tak ada satupun orang orang kepercayaan Rosul yang melakukan pengkhianatan. Bahkan beberapa ahli dan pengamat dari luar teramat kagum dengan cara Nabi dalam menggembleng mental para sahabat. Dalam beberapa pujiannya, para ahli ini menggambarkan apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW terhadap sahabatnya kelak akan menjadi kekuatan dahsyat yang tak tertandingi. Begitu cerdiknya ramalan ahli ini hingga apa yang mereka katakan memang menjadi kenyataan di kemudian hari. Dalam waktu yang relatif singkat, Islam berhasil mencapai masa keemasan tanpa pernah menjadi ancaman bagi orang lain. Ajaran islam yang rahmatal lil alamin mampu melindungi semua umat manusia yang ada di bumi.
Mengapa mesti mengaitkan Nabi Muhammad SAW dengan masyarakat madinah, adakah keterikatan yang bersifat khusus? Berdasarkan penjelasan sejarah Islam, masyarakat madinah begitu gembira saat mengetahui jika rosul akan hijrah ke wilayah madinah. Saking gembiranya hingga mereka tak  sabar menunggu kehadiran nabi Muhammad SAW. Begitu Rosululloh SAW sampai di tanah madinah, masyarakat larut dalam kegembiraan yang tak terkira. Bahkan sebagian riwayat menyatakan jika masyarakat madinah belum pernah mendapat kegembiraan dan kebahagiaan yang lebih besar seperti saat kehadiran nabi di tengah tengah mereka. Semua orang yang menyambut kedatangan nabi,menawarkan agar nabi mau bertempat tinggal di rumahnya, semua orang merengek rengek meminta agar Nabi Muhammad SAW bersedia tinggal serumah dengan para pemohonnya. tapi nabi bukanlah orang manusia biasa, beliau hargai semua tawaran penduduk. Agar nabi bisa bertindak adil, maka beliau membiarkan untanya untuk berkeliling di sekitar rumah penduduk. bagi penduduk madinah yang nanti akan dipilih nabi adalah yang runah tersebut menjadi tempat berhentinya unta yang Rousl miliki.
Dengan cara demikian maka tak ada satupun penduduk yang merasa dikecewakan keinginannya. Kehidupan masyarakat madinah dari hari ke hari terus mencapai kemajuan dan kemakmuran. Setiap pembagian zakat fitrah maupun zakat mal, hampir tak ada yang pantas menerimanya, sebab secara ekonomi mereka telah menjadi orang kaya dan tercukupi kebutuhannya. Ya… kehidupan bersama rosul adalah era kehidupan terbaik, setiap masalah selaluada jalan keluarnya, tak ada satupun manusia yang diperlakukan tidak adil. Semua mencapai kesejahteraan baik secara jasmani maupun pencerahan rohaninya. Kalau kini umat islam lemah bukan karena ajaran agama yang dianut salah, tetapi lebih karena kita hanya bergama untuk hal hal yang bersifat ritual saja, badan sholat, tetapi kelicikan daan kedengkian masih nyaman menyelinap di dalam hati.
a.      Nabi Muhammad Memperoleh Gelar
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia bersatu dengan orang-orang Quraisy dalam perbaikan Ka’bah. Ia pula yang memberi keputusan di antara mereka tentang peletakan Hajar al-Aswad di tempatnya. Saat itu ia sangat masyhur di antara kaumnya dengan sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang artinya “orang yang dapat dipercaya”.
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad percaya sepenuhnya dengan ke-Esaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang memiliki arti “yang benar”.
b.      Kerasulan Nabi Muhammad
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira’ sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur dan beribadah disana dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut dan di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Pada suatu malam sekitar tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611, ketika Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira’, Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta membaca. Ia menjawab, “Saya tidak bisa membaca”. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Akhirnya, Jibril berkata:
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)[4]
Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu ia berusia 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah (penanggalan berdasarkan matahari). Setelah pengalaman luar biasa di Gua Hira tersebut, dengan rasa ketakutan dan cemas Muhammad pulang ke rumah dan berseru pada Khadijah untuk menyelimutinya, karena ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian. Setelah hal itu lewat, ia menceritakan pengalamannya kepada sang istri. Untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal, yang banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu tersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan Muhammad, dan dikumpulkan dalam kitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al- Qur’an (bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas, sedangkan sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebagian ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Muhammad sendiri melalui percakapan, tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan dan cara hidup bagi “mereka yang menyerahkan diri kepada Allah”, yaitu penganut agama Islam.



DAFTAR ISI

Prof. T.M. hasbi Ashshiddiqi. Sejarah Ringkas Nabi Muhammad SAW. Yayasan Penterjemah/pentafsir Al-Quran :  Jakarta .1971
Ibnu Katsir Qishahul Anbiya (Kisah Para Nabi. Amelia : Surabaya. 2008
http//google.search. Silsilah Nabi Muhammad SAW.
Kementerian Agama. Al-Qur’an dan Terjemahan.


[1]Prof. T.M. hasbi Ashshiddiqi. Sejarah Ringkas Nabi Muhammad SAW. Yayasan Penterjemah/pentafsir Al-Quran :  Jakarta .1971
[2]Ibnu Katsir Qishahul Anbiya (Kisah Para Nabi. Amelia : Surabaya. 2008
[3]http//google.search. Silsilah Nabi Muhammad SAW.
[4] Kementerian Agama. Al-Qur’an dan Terjemahan.