RESUME
MANAJEMEN
PEDIDIKAN
Orientasi
studi manajemen
pendidikan
masih cenderung melihat sesuatu yang tampak di mata (tangible), kurang
memperhatikan sesuatu yang tidak kelihatan (intangible) seperti nilai, tradisi
dan norma yang menjadi budaya organisasi, dan ada di dalam sebuah organisasi.
Beberapa tahun terakhir orangbanyak beranggapan bahwa strategi, struktur, dan
sistem adaah fokus dan faktor yang menjadi pendorong kusuksesan organisasi.
Namun menurut Ouchi (1983) dan Key (1999) menyatakan bahwa kesuksesan
organisasi justru terletak pada budaya organisasi yang meliputi nilai, tradisi,
norma, yang direkat oleh kepercayaan, keakraban dan tanggung jawab yang
menentukan kesuksesan organisasi.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua
pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu
- Pertama, mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya. Motivasi o-rang untuk berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri orang tersebut yang mendorongnya untuk berperi-laku tertentu.
Dalam hal semacam itu kepemimpinan
adalah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya dorong untuk berperilaku
tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi semacam ada
kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya memperbaiki mutu
kerjanya. Kepemimpinan yang merupakan faktor eksternal tadi, harus
selalu dapat memotivasi anggota organisasi perguruan tinggi untuk melakukan
perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi kalau setiap kali dan dalam setiap hal harus
memberi perintah atau pengarahan, itu akan menimbulkan kesulitan. Kalau setiap
melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan perintah pimpinan, dan kalau
tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka
perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit diwujudkan.
Oleh karena itu MMT mengajarkan agar kepemimpinan itu selain untuk memberi pengarahan atau perintah tentang hal-hal yang perlu ditingkatkan mutunya, juga perlu digunakan untuk menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu menumbuhkan kesadaran akan perlunya setiap orang dalam perguruan tinggi itu selalu berupaya meningkatkan mutu kinerjanya masing-ma-sing secara individual maupun bersama-sama sebagai kelompok ataupun sebagai organisasi.
Oleh karena itu MMT mengajarkan agar kepemimpinan itu selain untuk memberi pengarahan atau perintah tentang hal-hal yang perlu ditingkatkan mutunya, juga perlu digunakan untuk menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu menumbuhkan kesadaran akan perlunya setiap orang dalam perguruan tinggi itu selalu berupaya meningkatkan mutu kinerjanya masing-ma-sing secara individual maupun bersama-sama sebagai kelompok ataupun sebagai organisasi.
- Kedua, kepemimpinan harus diarahkan agar orang-orang mau berkerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi perilaku yang ditimbulkan oleh kepemimpinan itu berupa kesediaan orang-orang untuk saling bekerjasama mencapai tujuan organisasi yang disepakati bersama. Dalam implementasinya kepemimpinan MMT yang berhasil adalah yang mampu menumbuhkan kesadaran orang-orang dalam perguruan tinggi untuk melakukan peningkatan-peningkatan mutu kinerja dan terciptanya kerjasama dalam kelompok-kelompok untuk meningkatkan mutu kinerja masing-masing kelompok maupun kinerja perguruan tinggi secara terpadu. Adanya kerjasama-kerjasama kelompok merupakan salah satu kunci keberhasilan MMT.
Dalam
proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan
dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk
bekerja menuju sasaran yang diingini bersama. Semua yang dilakukan pimpinan
harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan
kepada orang-orang itu untuk dapat meningkatkan mutu kinerjanya.
Dalam
hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran yang sangat penting.
Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan untuk menumbuhkan
nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau memberi pelayanan
yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu keharusan yang mulia, dan
lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki itu orang akan tumbuh
kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu. Dalam ilmu pendidikan ini masuk
dalam kawasan affective.
Perubahan
yang terjadi akibat interaksi yang terjadi antara bawahan dan atasan (pimpinan
dan yang dipimpin). Pemimpin harus mampu memperngaruhi bawahan, hal ini sesuai
dengan pendapat R. Iyeng Wiraputra, M.Sc. dosen IKIP Bandung Buku kepemimpinan
terbitan 1985, hal 27. Bahwa kepemimpinan artinya kemampuan untuk mempengaruhi
bawahan untuk mengikuti atasan. Hal yang mengakibatkan memiliki pengaruh antara
lain pengetahuan, pengalaman, wibawa, kharisma serta jabatan. 2.2 Tugas
kepemimpinan. Penyelenggaraan manajemen sekolah merupakan tugas pemimpin
sekolah, inti dari manajemen sekolah adalah manajemen (Drs. NA Amatembun IKIP
Bandung dalam bukunya Dasar manajemen Sekolah Jilid I, terbitan 1981, hal 38).
Dengan demikian tugas pemimpin adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
seperti :
- Perencanaan
- Pengorganisasian
- Penetapan staf-staf pembantu pelaksana kegiatan
- Memberikan pengarahan bimbingan dan pembinaan
- Mengadakan pengawasan untuk mengatasi penyimpangan
- Melaksanakan penilaian untuk mengukut keberhasilan
Semua fungsi manajemen diaplikasikan dalam program
penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
1. Wewenang Pemimpin
Kekuasaan yang dibebankan kepada diri seseorang pemimpin sesuai dengan objek dalam kepemimpinannya.
2. Hak Pemimpin
Pemimpin formal mempunyai hak-hak yang perlu disahkan atas ketentuan hukum yang berlaku antara lain:
Pemimpin formal mempunyai hak-hak yang perlu disahkan atas ketentuan hukum yang berlaku antara lain:
- Hak memperoleh SK dari jabatan yang berwenang
- Hak memperoleh jaminan atas jabatan
- Hak mendapat imbalan atas dasar tugas dan tanggung jawab
- Hak melakukan tugas kepemimpina n kepada bawahan
3. Kewajiban Pemimpin
Pemimpin adalah jabatan dan jabatan
adalah kepercayaan kewajiban pemimpin adalah mempertahankan kepercayaan untuk
melaksanakan tugas yang dibebankan dan kepercayaan itu perlu dipertanggung
jawabkan kepada diri sendiri, masyarakat, dan bangsa serta kepada Allah SWT.
4. Tanggung Jawab Pemimpin
4. Tanggung Jawab Pemimpin
Tanggung jawab adalah keberanian
menanggung resiko yang terjadi akibat perbuatan dan tindakan yang dikerjakan,
bawahan sebenarnya hanya membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab seorang
pemimpin. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah maju mundurnya pendidikan
merupakan tanggung jawab pimpinan sekolah sama halnya seperti dalam keluarga,
kepala keluarga bertanggung jawab atas anggota keluarganya dalammelaksanakan
kehidupan berumah tangga.
2. Tujuh hal mendasar yang perlu dikuasai Untuk kepemimpinan
mutu
MMT dilaksanakan dalam suatu
organisasi atau institusi tertentu yang pada tahap awal implementasinya
organisasi itu digerakkan oleh kepemimpinan yang sangat peduli pada mutu dan
bertekad kuat untuk membuat organisasinya itu selalu dan terus menerus
meningkatkan mutu kiner-janya, apakah itu dalam bentuk produk atau jasa.
Kepemimpinan untuk MMT itu memerlukan modal dasar dalam bentuk penguasaan tujuh
mendasar yang menyangkut kehidupan organisasinya.
1. Filosofi Organisasi
1. Filosofi Organisasi
Mengapa organisasi yang dipimpinnya
ini ada dan untuk apa ? Jawaban ter-hadap pertanyaan yang sangat mendasar ini
perlu dikuasai secara baik oleh semua orang yang memegang tampuk kepemimpinan
dari suatu organisasi. Tanpa menguasai jawabannya secara baik diragukan apakah
mereka akan mampu mengarahkan orang-orang lain dalam organisasi itu ke tujuan
yang seharusnya.
2. V i s i
Akan menjadi organisasi yang
bagaimanakah organisasi itu di masa depan ? Orang-orang yang memegang
kepemimpinan perlu memiliki pandangan jauh ke depan tentang organi-sasinya;
mereka ingin mengembangkan organisasinya itu menjadi organisasi yang bagaimana,
yang mampu berfungsi apa dan bagaimana, yang mampu memproduksi benda dan jasa
apa dan yang bagaimana, serta untuk dapat disajikan kepada siapa ? Visi ini
seharusnya berjangka panjang, misalnya 10 tahun atau 25 tahun ke dapan, agar
dapat memfasilitasi usaha-usaha perbaikan mutu kinerja yang berkelanjutan.
3. M i s i
Mengapa kita ada dalam organisasi
ini ? Apa tugas yang harus kita lakukan ? Jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan visi tersebut di atas. Bagaimana
visi itu akan dapat diwujudkan ? Tugas-tugas pokok apakah yang harus dilakukan
oleh organisasi agar visi atau kondisi masa depan organisasi tadi dapat
diwujudkan. Rumusan tentang misi organisasi ini juga seharusnya dapat dikuasai
dengan baik dan jelas oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan agar mereka
dapat memberi arahan yang benar dan jelas kepada orang-orang lain.
4. Nilai-nilai (values)
Prinsip-prinsip apa yang diyakini
sebagai kebenaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam menjalankan tugas
organisasi, dan ingin agar orang lain dalam organisasi juga mengadopsi
prinsip-prinsip tersebut. Misalnya mutu, fokus pada pelanggan, disiplin,
kepelayanan adalah nilai-nilai yang seharusnya dianut oleh orang-orang yang
memegang kepemimpinan MMT.
5. Kebijakan (policy)
Ialah rumusan-rumusan yang akan
disampaikan kepada orang-orang dalam organisasi sebagai arahan agar mereka
mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menyediakan pelayanan dan barang
kepada para pelanggan. Orang-orang yang memegang kepemim-pinan harus mampu
merumuskan kebijakan-kebijakan semacam itu agar orang-orang dapat menyajikan
mutu seperti yang diinginkan oleh organisasi.
6. Tujuan-tujuan Organisasi :
Ialah hal-hal yang perlu dicapai
oleh organisasi dalam jangka panjang dan jangka pendek agar memungkinkan
orang-orang dalam organisasi memenuhi misinya dan mewujudkan visi mereka.
Tujuan-tujuan organisasi itu perlu dirumuskan secara kongkrit dan jelas.
7. Metodologi
Adalah rumusan tentang cara-cara
yang dipilih secara garis besar dalam bertindak menuju pewujudan visi dan pencapaian
tujuan-tujuan organisasi. Metodologi ini terbatas pada garis-garis besar yang
perlu dilakukan dan bukan detil-detil teknik kerja.
Ketujuh hal yang sangat mendasar itu
perlu dikuasai dan dalam implementasi MMT hal itu akan dituangkan dalam merumuskan
rencana strategis untuk mutu. Tanpa kemampuan merumuskan ketujuh hal itu secara
spesifik dan mengkomunikasikannya kepada orang-orang dalam organisasi, sulit
bagi orang-orang itu untuk mewujudkan mutu seperti yang diinginkan
Manajemen dalam pendidikan sangatlah diperlukan
Manajemen dalam pendidikan sangatlah diperlukan
Fungsi manajemen adalah
elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen
yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad
ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini,
kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Banyak
kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui
bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan
dengan di. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20
tahun. Piramida giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang tanpa
mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu yang merencanakan apa yang
harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan
mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin
bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Fungsi kedua adalah pengorganisasian
atau organizing. Pengorganisasian dilakukan dengan
tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial
dan usaha-usaha. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar
mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan
adalah kepemimpinan (leadership).
Pengevaluasian atau evaluating adalah proses pengawasan dan pengendalian performa
perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang
ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu
menjadi semakin besar.
Prinsip manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental
atau kebenaran umum yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau
bertindak. Dalam hubungannya dengan manajemen, prinsip-prinsip bersifat
fleksibel dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi
khusus dan situasi-sitauasi yang berubah. Prinsip manajemen ini disusun oleh
Henry Fayol, seorang industrialis Perancis.
Prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of management) teridiri dari:
1. Pembagian kerja (Division of
work)
2. Wewenang dan tanggung jawab
(Authority and responsibility)
3. Disiplin (Discipline)
4. Kesatuan perintah (Unity of
command)
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan
organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Penggajian pegawai
8. Pemusatan (Centralization)
9. Hirarki (tingkatan)
10. Ketertiban (Order)
11. Keadilan dan kejujuran
12. Stabilitas kondisi karyawan
13. Prakarsa (Inisiative)
14. Semangat kesatuan, semangat
korps