SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN (SESAMA MANUSIA)

Rabu, 02 November 2011

Makalah MBS, KBS

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai salah satu investasi kedepan harus ditanggapi secara serius/ kita terkadang memandang pendidikan hanya menjadi masalah individual lembaga pendidikan formal yang berada di sebuahsistem pendidikan, baik itu pendidikan tingkat dasar maupun pendidikan tingkat perguruan tinggi. Tetapi dalam hal ini peran semua komponen baik itu pemerintah, orang tua, maupun masyarakat atau lembaga pendidikan itu sendiri bukan saja harus mampu merumuskan sebuah format manajemen pendidikan yang efektif dan efisien tetapi juga harus mampu memberikan iklim kondusif dalam menciptakan masyarakat belajar.
Di dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (khususnya yang terkait dengan MBS adalah Bab XIV, Pasal 51 Ayat (1), dan Undang-undang No 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan (Khususnya yang terkait dengan MBS Bab II, Pasal 3[1]. Tujuan Pendidikan Nasional yang dimaksud disini adalah tujuan akhir yang akan dicapai oleh semua lambaga pendidikan, baik formal, nonformal maupun informal yang berada dalam masyarakat dan Negara Indonesia.[2]

Pendidikan merupakan hal yang harus kita utamakan, sebagaimana yang telah ditanamkan oleh Allah S.W.T. dalam Al-Quran surat Al-Alaq ayat 1 yang berbunyi :


Artinya : “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan”.[3]
Pendidikan merupakan salah satu wadah dimana anak mendapat kesempatan untuk belajar menuju perkembangan seluruh aspek kepribadiannya melalui cara yang sesuai dengan sifat-sifat anak dititik beratkan kepada motivasi belajar siswa. Belajar setiap manusia diwajibkan tanpa mengenal usia sebagaimana Islam mengajarkan
Berdasarkan hal-hal diatas, maka akan mengadakan penelitian tentang Manejemen Berbasis Sekolah
B.     Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang tersebut diatas, pada penelitian ini diambil batasan masalah sebagai berikut :
1.      Pembatasan Masalah
a.       Tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
b.      Tentang Kepemimpinan Berbasis Sekolah
2.      Perumusan Masalah
a.       Bagaimanapengaruh Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Sekolah
b.      Bagaimana usaha-usaha yang dilakukan Kepala Sekolah/ Pemimpin dalam kepemimpinan berbasis sekolah


C.    Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.        Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Sekolah
2.        Untuk mengetahui bagaimana usaha-usaha yang dilakukan Kepala Sekolah Kepala Sekolah/ Pemimpin dalam kepemimpinan berbasis sekolah
D.    Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif (library reseach).
E.     Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini ditulis secara sistematis dalam empat bab dan dalam tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab tersendiri, penyusunan tersebut sebagai berikut :
Bab I   : Pendahuluan, berisi : Gambaran secara global tentang pembahasan pada bab-bab berikutnya. Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metodelogi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II  : Landasan Teoritis, berisi : dua buah landasan teoritis. Landasan Teoritis pertama mengenai Pengertian Manajemen. Sedangkan untuk Landasan Teoritis kedua menjelaskan mengenai pengertian Kepemimpinan.
Bab III            : Hasil Penelitian, berisi : Manejemen dan Kepemimpinan Berbasis Sekolah
Bab IV            : Penutup, berisi : Kesimpulan dan Saran.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
PENGERTIAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

A.    Pengertian Manajemen
Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya, bila kita mempelajari iterature manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:
1.      Manajemen sebagai suatu proses,
2.      Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3.      Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan  mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.  Selanjutnya,Hilm an mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manaje mendalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu.Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya[4].
Istilah Manajemen memiliki banyak arti, tergantung kepada orang yang mengartikannya. Gaffar (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuanpendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenan dengan pengolahanproses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang[5]
B.     Pengertian Kepemimpinan
            Kepemimpina dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Sutisna (1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “ proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kea rah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”. Sementara soepardi (1998) mendefinisikan kepemimpinan sebagai” kemampuan untuk menggerakan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membinadengan maksudagar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efesien. “Hal tersebut menunjukan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut berinteraksi
            Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi.[Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.



BAB III
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
MANAJEMEN/KEPEMIMPINAN BERBASIS SEKOLAH

Dalam kondisi apapun komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan hendaknya tidak berubah. Pemerintah tetap konsisten untuk meningkatkankuantitas maupun kualitas pendidikan. Hal ini penting agar setelah melewati masa krisis, nasib bangsa Indonesia, terutama kaum miskin, tidak semakin terpuruk. Untuk kepentingan tersebut, berbagai program telah diluncurkan. Diantaranya, melalui program”Aku Anak Sekolah” yang didukung oleh badan-badan internasional, seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB) , dan UNICEF, Pemerintah Indonesia memberikan dukungan beasiswa kepada peserta didik serta dana bantuan operasional (DBO) bagi sekolah-sekolah tidak mampu, untuk menyelamatkan kuantitas dan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan dasar. Program-program tersebut merupakan bagian dari jarring pengaman social (JPS) dalam bidang pendidikan.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbaga pelatihan dan peningkatan mutu pendidikan nasional, antara lain peningkatan mutu manakemen sekolah, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Namun demikan, berbagai indicator mutu pendidikaan belum menunjukan peningkatan yang berarti sebagaimana sekolah terutama di kota-kota menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukp menggembirakan namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan.[6]

Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, secara intensif telah, sedang dan akan terus melaksanakan upaya peningkatan mutu pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, paling tidak sejak awal periode pembangunan nasional jangka panjang pertama. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah.
Sistem pendidikan yang selama ini bersifat sentralistik (terpusat) ternyata belum dapat mencapai hasil yang diharapkan. Untuk hal itu diharapkan setelah berlakunya Undang-undang otonomi daerah yang telah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah diharapkan akan mampu menjadi program investasi jaringan perluasan akses pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri dan itulah prinsip dari MBS (Adanya otonomi daerah/Otonomi Sekolah). Akan tetapi hal tersebut bukan merupakan hal yang mudah, kesiapan infrastruktur sumber daya manusia dan yang lebih terpenting lagi adalah focus pembangunan pendidikan yang tidak berfokus pada pemberdayaan sekolah umumnya tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Kepala sekolah sebagai bagian dari kepemimpinan keberadaannya sangat dibutuhkan dalam setiap program pelaksanaan pendidikan, sebagai salah satu komponen dalam pendidikan harus saling menjalin hubungan yang harmonis antara masyarakat, orang tua serta komponen-komponen yang berada di lembaga pendidikan tersebut. Sehingga diharapkan dengan proses yang terjadi dalam sebuah sistem pendidikan yang baik dan terorganisir akan mampu memberikan output yang mempunyai kualitas yang diharapkan.
Pada dasarnya kepemimpinan adalah salah satu dari bagian hidup manusia, karena manusia diciptakan dan diturunkan ke muka bumi sebagai khalifah atau pemimpin yang mengemban tugas dan tanggung jawab, sesuai dengan firman Allah S.W.T. surat Al- An’am Ayat 125 :





Artinya : “ Dan Dia-lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi, dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat untuk mengujimu tentang apa yang diberikannya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaannya, dan sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang.(Al-An’am : 125)[7]

Jadi jelaslah dengan ayat tersebut diatas dapat diambil kesimpulan manusia sebagai hamba sekaligus sebagai khalifah atau pemimpin yang sesuai dengan kapasitas dan legalitasnya sebagai seorang pemimpin yang mengemban tugas dan tanggung jawab. Begitu pun Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin dalam lingkup sekolah mengemban tugas dan tanggung jawab yang akhirnya harus dipertanggung jawabkan sesuai dengan proforsionalnya.
Sebagai kepala sekolah atau yang memimpin lembaga sekaligus guru merupakan bidang prinsip pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut :
1.      Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme
2.      Memiliki komitmen untuk meningkatkan  mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia;
3.      Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
4.      Memiliki tangggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
5.      Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai prestasi kerja;
6.      Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepajang hayat;
7.      Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan
8.      Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan.
Manajemen Henry Fayol :
1.      Planning
2.      Organizing
3.      Staffing
4.      Directing Controling[8]
Peningkatan mutu sekolah terhadap siswa itu sangat berpengaruh dari berbagai aspek, antara lain aspek kepala sekolah, sarana dan prasarana, guru yang professional, buku pendukung dan lain sebagainya. Oleh karena itu mutu atau kualitas yang baik akan terwujud dan tercipta dimana sekolah atau lembaga tersebut dilihat dari berbagai aspek mempunyai mutu atau kualitas yang baik pula, maka akan mewujudkan dan menciptakan mutu lulusan siswa yang baik dari mutu atau kualitasnya.
Penjaminan mutu sekolah sudah diatur oleh pemerintah dalam standar Pendidikan Nasional, diantaranya :
1.      Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan.
2.      Penjaminan mutu pendidikan bertujuan memenuhi atau melampaui standar Nasional Pendidikan.
3.      Penjaminan mutu pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu lulusan yang dimiliki target dan kerangka waktu yang jelas.[9]


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
            Manajemen/Kepemimpinan Berbasis Sekolah (MBS/KBS) adalah salah satu metode dalam meningkatkan kuantitas/kualitas pendidikan, baik untuk para siswa, guru dan kepala sekolah yang telah diatur oleh pemerintah. Yang mempunyai dasar prinsip pengelolaan secara sendiri dengan adanya otonomi daerah/otonomi sekolah.
            Kuantitas/kualitas akan meningkat secara efektif dan efisien dimana semua yang telah diatur oleh pemerintah yang manfaatnya memberikan kebebasan dan kekuasaan (otonomi sekolah)kepada sekolah disertai seperangkat tanggung jawab
            Ada beberapa factor yang perlu diperhatikan diantaranya :
1.      Kewajiban Sekolah
2.      Kebijakan dan Prioritas Pemerintah
3.      Peranan Orang Tua dan Masyarakat
4.      Peranan Profesionalisme dan manajerial
5.      Pengembangan Profesi

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1.      Kepala sekolah sebagai pimpinan sekaligus pemegang kendali hendaknya dapat menjalankan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab untuk kemajuan baik internal ataupun eksternal secara professional.
2.      Sekolah hendaknya mampu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan, karena sudah ada otonomi sekolah
3.      Kepala sekolah dapat membuat atau merencanakan program-program kerja secara spesialis kepada dewan guru untuk kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien dalam menghasilkan mutu lulusan yang berkualitas.
4.      Kepala sekolah dapat membina para dewan guru dan dapat membagi tugas kepada dewan guru secara proforsional dan profesional.
5.      Kepala sekolah hendaknya menjadi seorang suri tauladan bagi dewan guru dalam hal kepemimpinannya.





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR


: …………………....
i
DAFTAR ISI


: …………………....
iii
BAB I
PENDAHULUAN
: …………………....
1

A. Latar Belakang Masalah
: …………………....
1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Masalah
: …………………....
2

C.Tujuan Penelitian
: …………………....
3

D. Metode Penelitian
: …………………....
3

E. Sistematika Penulisan
: …………………....
3
BAB II
LANDASAN TEORITIS
: …………………....
4

A. Pengertian Manajemen
: …………………....
4

B. Pengertian Kepemimpinan
: …………………....
5
BAB III
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
: …………………....
7

MANAJEMEN/KEPEMIMPINAN BERBASIS SEKOLAH
: …………………....
7
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

12




DAFTAR PUSTAKA







MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN BERBASIS SEKOLAH

MAKALAH

           




Oleh: 
Badrussalam Muchtar, S.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
MAGISTER PENDIDIKAN PASCA SARJANA
LAA ROIBA BOGOR
2011 M/1432 H



DAFTAR PUSTAKA

IKAPI, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Tentang Guru dan Dosen, (Bandung : Fokusmedia, 2006)h. 6
Ishak Kholili, Sistem Informasi Manajemen, TIM, BSI,2005. H. 10
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta : 2002. H. 210
Nursito,Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2002)h. 45
            G.R. Terry, Encylopedia of the Social Sience.(online referensi)75

Gaffar, Manajemen dan Pemimpin. (online referensi)h. 60
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT. Rmaja Rosda Karya, 1998)h. 36



KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Segala puji bagi Allah yang Maha Suci serta rasa syukur kami kepada Allah yang Maha Ghofur, karena berkat anugerah dan inayah-Nya kita selalu dalam keadaan sehat wal afiat. Shalawat beserta salamnya kita haturkan kepada baginda Nabi Muhamad SAW, para sahabatnya, keluarganya dan kepada seluruh pengikutnya hingga hari akhir nanti.
Ucapan  terimakasih kami haturkan kepada pembimbing atau dosen mata kuliah Manajemen Pedidikan Prof.Dr.Yusre Abadi. MA, APU yang telah banyak memberikan bimbingan serta arahannya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Manajemen dan Kepemimpinan Berbasis Sekolah ini, sudah barang tentu terdapat banyak kekeliruan serta kekurangannya baik dari segi bahasa, penulisan serta susunan redaksinya , untuk itu kami mengharapkan saran serta kritik yang sifatnya membangun demi menuju penulisan dan penyusunan makalah yang lebih baik.
Selanjutnya kami ucapkan banyak terimakasih kepada Dosen dan Mahasiswa yang telah banyak menginspirasi kami. Dan kami mohon  maaf dari segala kesalahan yang terdapat dalam makalah ini kepada seluruh pihak yang terkait didalamnya.


Wassalamua’laikum Wr.Wb.


Bogor,  Juli  2011

Penyusun



[1] Kementerian Pendidikan Nasional,  Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta. H.8
[2] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT. Rmaja Rosda Karya, 1998)h. 36
[3] Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta : 2002).
[4] G.R. Terry, Encylopedia of the Social Sience.(online referensi). h. 75

[5] Gaffar, Manajemen dan Pemimpin. (online referensi)h. 60

[6] Nursito,Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2002)h. 45
[7] Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta : 2002).h. 210
[8] Ishak Kholili, Sistem Informasi Manajemen, TIM, BSI,2005. H. 10
[9] IKAPI, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Tentang Guru dan Dosen, (Bandung : Fokusmedia, 2006)h. 6