SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN (SESAMA MANUSIA)

Rabu, 02 November 2011

PENGERTIAN FILSAFAT DAN LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN


1.      PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK FILSAFAT
Definisi filsafat secara etimologi (inggris : philosofy, Arab : falsafah )berasal dari dua kata dalam bahasa yunani kuno yaitu philein atau  philos yang berarti cinta atau sahabat dan sophia atau sophos yang berarti kebijaksanaan. Kedua kata tersebut membentuk istilah philosophia. Dengan demikian, berdasarkan asal usul katanya filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan dalam bahasa indonesia identik dengan istilah filsafat, maka bagi orangnya disebut filsuf/filosof.
Istilah ini telah digunakan sejak dulu dalam tradisi yunani kuno, sekitar abad VI sebelum masehi, pythagoras (580-500 SM)  telah menggunakannya menyatakan bahwa dirinya bukanlah orang yang bijakksana melainkan orang yang mencintai kebijaksanaan (dagobert D. Runes 1981).
Demikian pula Socrates (470-339 SM) menyatakan  tentang filsuf sebagai berikut : ”takan ku sebut arif bijaksana mereka itu (filsuf) karena sebutan ini hanya berlaku bagi tuhan, lebih suka aku menamakan mereka (para filsuf) sahabat kebijaksanaan begitulah gelar yang bersahaja bagi mereka “(Fuad Hasan 1986).
Cinta kepada kebijaksanaan dalam  istilah filsafat mengandung arti cinta kepada pengetahuan yang dibenci, cinta kepada perbuatan yang benar dan  adil, selain itu bahkan cinta kepada keindahan.
Definisi filsafat secara operasional, disatu pihak para ahli mendenifisikan filsafat dari segi proses berfikirnya dan adapula yang mendenifisikan filsafat dari segi hasilnya, sesungguhnya keduanya tidak dipisahkan dalam  rangka membangun pengertian filsafat.
Filsafat ditinjau dari proses berfikirnya dapat didenifisikan yaitu suatu proses berfikir ileflektif sistematis dan kritis kontemplatif untuk menghasilkan sistem fikiran atau sistem teori tentang hakikat segala sesuatu secara komprensif.
Denifisi filsafat secara uksikal, menurut kamus besar bahasa indonesia dijelaskan, filsafat berarti sikap hidup atau pandangan hidup (balai pustaka 2005) kita pernah mendengar pernytaan berikut :” filsafat hifup saya adalah..... :atau” pancasila adalah filsadat hidup bangasa indonesia “istilah filsafat sebagai sikap hidup atau pandangan hidup secara alamiah melalui pengalaman hidup bersama didalam mesyarakatnya.
Karakteristik filsafat dapat diidentifikasikan 6 hal :
1.      Objek yang dipelajari flsafat (objek studi)
2.      Proses berfilsafat (proses studi)
3.      Tujuan berfisafat
4.      Hasil berfilsafat (hasil studi)
5.      Penyajian
6.      Sifat kebenarannya
Sistematika atau cabang-cabang filsafah berdasarkan objek yang dipelajarinya filsafat dapat diklasifikasikannya kedalam 2 bagian :
7.      Filsafat umum atau murni, terdiri atas : metafisika, epitermologi, logika, aksiologi.
8.      Filsafat khusus atau terapan terdiri atas : filsafat hu kum, filsafat ilmu, dan fisafat pendidikan.
Aliran fisafat fiantaranya idealisme, realisme, pragmatisme.

2.      PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
Landasan filosofis pendidikan ialah seperangkat asumsi yang bersumber dari filsafat yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
Karakteristik landasan filosofis pendidikan berisi tentang gagasan atau konsep-konsep yang bersifat normatif, karena landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-konsep tentang pendidikan apa adanya (faktual) melainkan berisi tentang pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-citakan (ideal), yang disarankan oleh filsuf tertentu ntuk dijadikan titik tolak dalam rangka praktek pendidikan atau studi pendidikan.
Aturan dalam  landasan filosofis pendidikan idealisme, landasan pendididkan filosofis pendidikan realisme, landasan filosofis pendidikan pragmatisme.





LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
 IDEALISME DAN REALISME

1.      LANDASAN FILOSOFIS IDEALISME

a.    Konsep filsafat umum
Metafisik hakikat realistas di alam semesta berbagai hal seperti batu, air, tumbuhan, hewan, manusia, gunung, lautan. Kursi, tata surya, dll segala yang ada dialam semesta itu di sebut realitas.
Para filsuf idealisme mengklaim bahwa hakekat realitas bersifat spirtitual dan bersifat fisik. Bersifat mestal dari pada bersifat material.
Hakekat manusia menutrut  para filosof idealisme  bahwa manusia hakekatnya bersifat spritual atau kejiwaan, digambarkan dengan kemampuan berfikir kemampuan memilih.
Kita ambil dari teori plato tentang tiga bagian jiwa mrenurut  plato, setiap manusia memiliki 3 bagian jiwa : yaitu (akal/fikiran), yang merupakan bagian rasional, (Semangat/keberanian). Dan keinginan, kebutuhan/nafsu). Sehinga pada manusia dari ketiga bagian tersebut akan muncul yang dominan.
Adapun keadilan harus menjadi moralitas jiwa semua orang dari kelas manapun agar keselaran dan keseimbangan tetap terpelihara dengan baik.
-          Epistemologi : hakekat pengetahuan, proses mengetahui terjadi dalam fikiran manusia mengolah pengetahuan melalui berfikir, bahkan beberapa filsuf idealisme percaya bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara mengingat kembali.
-          Aksiologi : hakikat nilai, para filsuf idealisme sepakat bahwa nilai-nilai bersifat abadi.
b.    Implikasi terhadap pendidikan diantaranya :
-          Tujuan pendidikan ialah untuk  perkembangan  pikiran dan diri pribadi siswa.
-          Kurikulum pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan diatas, kurikulum pendidikan idealisme berisikan pendidikan liberal dan pendidikan vokasional/praktis.
Pendidikan liberal dimaksudkan untuk mrngrmbangkan kemampuan-kemampuan rasional dan moral, adapun pendidikan vokasional untuk pengembangan kemampuan suatu kehidupan atau pekerjaan.
-          Metode pendidikan, struktur dan atmosfer kelas hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir fan untuk menggunakan kriteria penilaian moral dalam situasi-situasi kongkrit dalam konteks pelajaran. Namun demikian tidak cukup mengajar siswa tentang  bagaimana berfikir adalah sangat penting bahwa apa yang siswa pikirkan menjadi kenyataan dalam perbuatan.
-          Peranan guru dan siswa para filsuf idealisme mempunyai harapan yang tinggi dari para guru. Guru harus unggul agar menjadi teladan bagi para siswanya baik secara moral maupun intelektual.